Jumat, 16 Mei 2014

ALLAH LEBIH CINTA IBU

Mengenang Ibu, adalah seperti menyusun patahan2 puzzle dalam kehidupanku.

Ibu, almh N. Achnawati adalah ibu mertuaku, ibu dari suamiku.


#Puzzle Pertama
Saya mengenalnya jauh sebelum saya "jadian" sama suamiku. Karena, kebetulan Ibu adalah guru menjahit kakak-kakakku. Kepiawaian ibu dalam hal menjahit memang tak diragukan lg. Begitupula denganku yg beberapa kali diajak kakakkku menjahit di Ibu. Saat itu umur saya masih sekitar 13 thn, ibu mengukur badanku utk dibikinkan kebaya. Tak terbayang sebelas tahun kemudian, saya jadi menantunya...#Puzzle pertamaku.


#Puzzle kedua
Ketika akhirnya 'dekat' dengan anaknya, sering kudengar cerita tentang ibu. Tapi, sejauh kami dekat...tak sekalipun saya di perkenalkan sebagai teman khusus anak lelakinya itu. Ahhh...sepertinyaen, pacarku ini masih 'segan' sama ibu , maklum katanya membicarakan tentang perempuan masih 'tabu' di hadapan ibu. Hemmm...

Sampai akhirnya, di tahun ketiga kami pacaran, baru saya diperkenalkan secara 'formal'. Tanpa kusangka...Ibu menyambutku dengan ramah. kamipun banyak bercerita segala hal. "kengerian" ttg fenomena 'camer ' lumer seketika....Ibu, jauhh dari sosok camer yg jutek dan sinis. Alhamdulillah....
Kamipun jadi sering berinteraksi, berteleponan dan saling sharing-sharing ttg apapun, termasuk tentang pola menjahit dan masakan. Kebetulan, saat itu sayapun lagi senang-senangnya menjahit.
Saking dekatnya sama ibu, ketika saya di wisuda pun, Ibu lah yang mendampingiku, karena Mamahku  saat itu sedang sibuk menyiapkan pernikahan kakakku dan merawat bapak yg sakit.

Ibu adalah ibuku yang lain selain mamahku. Bahkan saat ketika lagi 'jenuh2nya'  hubungan percintaan, dan terlintas 'berpisah" dari anaknya...yang terlintas adalah Ibu. Hiks...apa jadinya saya jika tak lagi bisa berhubungan baik dengan ibu. Saat itupula, saya menyadari, bahwa  Saya tidak saja "jatuh cinta" sama anaknya saja...tapi sayapun terlanjur "jatuh cinta" sama Ibu.
Alhamdulillah....Ibu pun sepertinya demikian.
Sampai akhirnya, kami bisa bertahan dan melangsungkan pernikahan.

Babak selanjutnya dimulai...
Setelah menikah, sayapun merasa Ibu bukan hanya sebagai mertua, tapi juga Ibu dan sahabat yang baik.
Saya lebih suka curhat sama ibu, dibanding yang lain. Begitu pula Ibu. Tak heran, jika ibu  sedang menginap dirumah kami, bisa sampai semalaman suntuk kami saling bercerita.

Ibu pula yang mengajari saya memasak Liwet teri yang yahudddd......menyemangati saya yang terus menerus 'gagal' dalam membuat Sarikaya, sampai akhirnya bisa. Ibupun tak bosan bolak balik kutelpon saat saya kesulitan membuat masakan-masakan andalan ibu. Dengan sabar, ibu memberikan arahan. Pokoknya, banyak hal yang bisa kudapat dari Ibu.

Sempat terfikir, jika bukan Ibu yang menjadi mertuaku, apa jadinya yaaa??? ...makanya Saya paling tak bisa komen apapun ketika satu persatu teman2 saya curhat tentang kekesalannya pada ibu mertuanya.
Alhamdulillah, saya tidak mengalami perlakuan yang buruk dari Ibu mertuaku.
Ibu adalah ibuku yang lain, selain mamah kandungku....

Ibulah yang menungguiku melahirkan 2 anakku. Ibulah yang mengajariku merawat bayi, tanpa mengecilkan cara lain yang kudapat dari buku.

Ketika pindah ke Bekasi, ibulah yang menemaniku beradaptasi. Saya yang dari kecil tak pernah lepas dari keluarga besar...beberapa bulan setelah menikah (lagi hamil pula!) hrs pindah mengikuti suami ke tempat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya...
Maka...ketika ibu mau pulang, saya menangis..dan menangis tak mau ditinggal ibu. Dan dengan sabarnya, ibu menurutinya, beliau urung pulang dan kembali memperpanjang waktu menemaniku. sampai akhienya beberapa hari setelah itu baru beliau pula. Aneh rasanya tanpa ibu.

Saat itu...Ibu memang sangat dekat...saking dekatnya, ibu pernah berucap...Jika suatu saat anaknya (suamiku) "menyakitiku", ibulah yang pertama akan marah dan Ibu justru akan menganggap anak padaku....bukan suamiku...hehe...aaahhh Ibu, tersanjung rasanya saya saat itu....


#PUZZLE Ketiga
Ibu sakit!! terkena DM dan harus sering bolak balik RS. Obat2 yang berjibun rupanya membuat ginjal ibu jadi tak berfungsi...ibupun divonis gagal ginjal dan harus cuci darah seminggu dua kali...
hiks...
Ibu yang biasanya aktif dan gesit....saat itu terkulai lemah....
ibupun jadi pendiam dan tak seperti dulu lagi. Tapi kami selalu memompa semangat pd ibu...

Suatu siang, saat saya tengah berbelanja...ada telpon dari Ibu. Dengan suaranya yang lemah, ibu bilang "sono..." (=kangen). hiks...sama seperti ibu, sebenarnya sayapun saat itu lagi kangen-kangennya sama Ibu...tapi saya menahan diri untuk tdk menelpon langsung, kuatir beliau sedang tidur atau istirahat, karena malam ibu suka tidak nyenyak tidur dan siang adalah saatnya beliau terlelap.

Setelah berulang kali masuk RS, yang terakhir saya merasakan 'kegamangan' lain.
Seyogyanya..saya berencana pulang ke Garut setelah semua urusan kepindahan suamkiku dari Semarang beres. Tapi entah kenapa, Saya ingin sekali ketemu ibu, maka...ketika suamiku baru datang dari Smrg..langsung kuajak ke Grt menemui Ibu. Saat itu Ibu sedang cuci darah di RS.

Ibu terlihat enggan melanjutkan cuci darah yang tinggal beberapa menit lg. Berkali-kali beliau bertanya... "kapan selesai?", kami berusaha menguatkan ibu untuk terus bersabar sampai waktunya selesai.
Kondisi ibu makin melemah..Akhirnya kami bawa ke UGD. Ibu harus kembali dirawat...
Semalaman ibu gelisah. kami menunggui bergantian. PAginya, ibu ingin didatangkan teman2 ngajinya dan mendengar mereka mengaji di dekat ibu.
Sayangnya, urusan kepindahan suamiku dari kantor lama belum tuntas, maka kamipun 'terpaksa' pulang...dengan harapan setelah urusan beres akan balik lagi menemani ibu. Kuselipkan kado buat ibu, pasmina dan baju hangat, karena beberapa hari lalu ibu ulangtahun. Ibu tersenyum melihat kado itu.


Tiba di Bekasi....
besoknya, kudapati kabar ibu makin lemah dan masuk ICU. sayapun tergugu....entahlah...ada sesuatu yg membuatku takut. RAsa yang sama pernah kurasakan menjelang meninggalnya Mamah dan Bapakku. Maka, bada dzuhur....kudoakan..
."Sekiranya menurut-Mu kesembuhan ibu bisa membawa kebaikan...maka segera angkat peyakitnya tapi jika menurut-Mu ibu lebih layak ada kembali pada-Mu...maka saya ikhlas....seikhlas2nya...". hiks....
Dua jam setelah itu.....kudapati kabar, Ibu meninggal.....hiks...Innalilllahi W.R...
Baju hangat dan pasmina itu kini kusimpan sendiri, kado terakhir yang tak pernah sempat dipakai ibu...hiks

#Puzzle Keempat
Dalam satu tahun yang sama...saya kehilangan 3 orang yang sangat saya cintai....MAmahku, BApakku dan terakhir Ibu, mertua tersayangku...
terkenang Ibu, Lebaran akan terasa lain tanpa 'angeun cabe' sambel goreng ati, opor khas Ibu.....hiks

Terkadang, jika sedang sendirian...sering teringat mereka...rasa kosong, kangen dan ingin bertemu mereka lagi menusuk-nusuk batinku....
Bahkan jika tengah hujan besar dan angin kencang, kupandangi jendela...."Sedang apa ya mereka disana? kedinginankah??..."
pertanyaan bodoh yang tak perlu jawaban, hanya rasa yang menimbulkan isak ditangisku. Pilu...
kangeeen mereka...teramat sangat. Tapi, kembali harus kuatasi...karena kuatir menjadi ketidakikhlasanku pda kehendak_Nya...

Ya Allah...ampuni hamba...

ketiga orang tercinta itu adalah tempat curhat paling asyik...paling bijak...paling bisa memahami. Mamah, Bapak, dan Ibu...

Bisakah kita bertemu lagi??

Mudah2an syurga yang indah akan menjadi tempat pertemuan kita selanjutnya yaa....Amiin YRA

sbg makhluk yg banyak berpendar dosa...saya hanya bisa berharap, Allah mengampuni semua taubatan kami.dan...pertemukan kami nanti disana....

------------------------------------  sore2, saat otak tengah 'penuh' dan ingin berbagi---------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar