Mengenang Ibu, adalah seperti menyusun patahan2 puzzle dalam kehidupanku.
Ibu, almh N. Achnawati adalah ibu mertuaku, ibu dari suamiku.
#Puzzle Pertama
Saya
mengenalnya jauh sebelum saya "jadian" sama suamiku. Karena, kebetulan
Ibu adalah guru menjahit kakak-kakakku. Kepiawaian ibu dalam hal
menjahit memang tak diragukan lg. Begitupula denganku yg beberapa kali
diajak kakakkku menjahit di Ibu. Saat itu umur saya masih sekitar 13
thn, ibu mengukur badanku utk dibikinkan kebaya. Tak terbayang sebelas
tahun kemudian, saya jadi menantunya...#Puzzle pertamaku.
#Puzzle kedua
Ketika
akhirnya 'dekat' dengan anaknya, sering kudengar cerita tentang ibu.
Tapi, sejauh kami dekat...tak sekalipun saya di perkenalkan sebagai
teman khusus anak lelakinya itu. Ahhh...sepertinyaen, pacarku ini masih
'segan' sama ibu , maklum katanya membicarakan tentang perempuan masih
'tabu' di hadapan ibu. Hemmm...
Sampai akhirnya, di
tahun ketiga kami pacaran, baru saya diperkenalkan secara 'formal'.
Tanpa kusangka...Ibu menyambutku dengan ramah. kamipun banyak bercerita
segala hal. "kengerian" ttg fenomena 'camer ' lumer seketika....Ibu,
jauhh dari sosok camer yg jutek dan sinis. Alhamdulillah....
Kamipun
jadi sering berinteraksi, berteleponan dan saling sharing-sharing ttg
apapun, termasuk tentang pola menjahit dan masakan. Kebetulan, saat itu
sayapun lagi senang-senangnya menjahit.
Saking dekatnya sama
ibu, ketika saya di wisuda pun, Ibu lah yang mendampingiku, karena
Mamahku saat itu sedang sibuk menyiapkan pernikahan kakakku dan
merawat bapak yg sakit.
Ibu adalah ibuku yang lain selain mamahku.
Bahkan saat ketika lagi 'jenuh2nya' hubungan percintaan, dan
terlintas 'berpisah" dari anaknya...yang terlintas adalah Ibu.
Hiks...apa jadinya saya jika tak lagi bisa berhubungan baik dengan ibu.
Saat itupula, saya menyadari, bahwa Saya tidak saja "jatuh cinta"
sama anaknya saja...tapi sayapun terlanjur "jatuh cinta" sama Ibu.
Alhamdulillah....Ibu pun sepertinya demikian.
Sampai akhirnya, kami bisa bertahan dan melangsungkan pernikahan.
Babak selanjutnya dimulai...
Setelah menikah, sayapun merasa Ibu bukan hanya sebagai mertua, tapi juga Ibu dan sahabat yang baik.
Saya
lebih suka curhat sama ibu, dibanding yang lain. Begitu pula Ibu. Tak
heran, jika ibu sedang menginap dirumah kami, bisa sampai semalaman
suntuk kami saling bercerita.
Ibu pula yang mengajari saya memasak Liwet teri yang yahudddd......menyemangati saya yang terus menerus 'gagal' dalam membuat Sarikaya,
sampai akhirnya bisa. Ibupun tak bosan bolak balik kutelpon saat saya
kesulitan membuat masakan-masakan andalan ibu. Dengan sabar, ibu
memberikan arahan. Pokoknya, banyak hal yang bisa kudapat dari Ibu.
Sempat terfikir, jika bukan Ibu yang menjadi mertuaku, apa jadinya yaaa???
...makanya Saya paling tak bisa komen apapun ketika satu persatu
teman2 saya curhat tentang kekesalannya pada ibu mertuanya.
Alhamdulillah, saya tidak mengalami perlakuan yang buruk dari Ibu mertuaku.
Ibu adalah ibuku yang lain, selain mamah kandungku....
Ibulah
yang menungguiku melahirkan 2 anakku. Ibulah yang mengajariku merawat
bayi, tanpa mengecilkan cara lain yang kudapat dari buku.
Ketika
pindah ke Bekasi, ibulah yang menemaniku beradaptasi. Saya yang dari
kecil tak pernah lepas dari keluarga besar...beberapa bulan setelah
menikah (lagi hamil pula!) hrs pindah mengikuti suami ke tempat yang
tak pernah terbayangkan sebelumnya...
Maka...ketika ibu mau
pulang, saya menangis..dan menangis tak mau ditinggal ibu. Dan dengan
sabarnya, ibu menurutinya, beliau urung pulang dan kembali memperpanjang
waktu menemaniku. sampai akhienya beberapa hari setelah itu baru beliau
pula. Aneh rasanya tanpa ibu.
Saat itu...Ibu memang
sangat dekat...saking dekatnya, ibu pernah berucap...Jika suatu saat
anaknya (suamiku) "menyakitiku", ibulah yang pertama akan marah dan Ibu
justru akan menganggap anak padaku....bukan suamiku...hehe...aaahhh Ibu,
tersanjung rasanya saya saat itu....
#PUZZLE Ketiga
Ibu
sakit!! terkena DM dan harus sering bolak balik RS. Obat2 yang
berjibun rupanya membuat ginjal ibu jadi tak berfungsi...ibupun divonis
gagal ginjal dan harus cuci darah seminggu dua kali...
hiks...
Ibu yang biasanya aktif dan gesit....saat itu terkulai lemah....
ibupun jadi pendiam dan tak seperti dulu lagi. Tapi kami selalu memompa semangat pd ibu...
Suatu
siang, saat saya tengah berbelanja...ada telpon dari Ibu. Dengan
suaranya yang lemah, ibu bilang "sono..." (=kangen). hiks...sama seperti
ibu, sebenarnya sayapun saat itu lagi kangen-kangennya sama Ibu...tapi
saya menahan diri untuk tdk menelpon langsung, kuatir beliau sedang
tidur atau istirahat, karena malam ibu suka tidak nyenyak tidur dan
siang adalah saatnya beliau terlelap.
Setelah berulang kali masuk RS, yang terakhir saya merasakan 'kegamangan' lain.
Seyogyanya..saya
berencana pulang ke Garut setelah semua urusan kepindahan suamkiku
dari Semarang beres. Tapi entah kenapa, Saya ingin sekali ketemu ibu,
maka...ketika suamiku baru datang dari Smrg..langsung kuajak ke Grt
menemui Ibu. Saat itu Ibu sedang cuci darah di RS.
Ibu
terlihat enggan melanjutkan cuci darah yang tinggal beberapa menit lg.
Berkali-kali beliau bertanya... "kapan selesai?", kami berusaha
menguatkan ibu untuk terus bersabar sampai waktunya selesai.
Kondisi ibu makin melemah..Akhirnya kami bawa ke UGD. Ibu harus kembali dirawat...
Semalaman
ibu gelisah. kami menunggui bergantian. PAginya, ibu ingin didatangkan
teman2 ngajinya dan mendengar mereka mengaji di dekat ibu.
Sayangnya,
urusan kepindahan suamiku dari kantor lama belum tuntas, maka kamipun
'terpaksa' pulang...dengan harapan setelah urusan beres akan balik lagi
menemani ibu. Kuselipkan kado buat ibu, pasmina dan baju hangat,
karena beberapa hari lalu ibu ulangtahun. Ibu tersenyum melihat kado
itu.
Tiba di Bekasi....
besoknya,
kudapati kabar ibu makin lemah dan masuk ICU. sayapun
tergugu....entahlah...ada sesuatu yg membuatku takut. RAsa yang sama
pernah kurasakan menjelang meninggalnya Mamah dan Bapakku. Maka, bada
dzuhur....kudoakan..
."Sekiranya menurut-Mu kesembuhan ibu
bisa membawa kebaikan...maka segera angkat peyakitnya tapi jika
menurut-Mu ibu lebih layak ada kembali pada-Mu...maka saya
ikhlas....seikhlas2nya...". hiks....
Dua jam setelah itu.....kudapati kabar, Ibu meninggal.....hiks...Innalilllahi W.R...
Baju hangat dan pasmina itu kini kusimpan sendiri, kado terakhir yang tak pernah sempat dipakai ibu...hiks
#Puzzle Keempat
Dalam
satu tahun yang sama...saya kehilangan 3 orang yang sangat saya
cintai....MAmahku, BApakku dan terakhir Ibu, mertua tersayangku...
terkenang Ibu, Lebaran akan terasa lain tanpa 'angeun cabe' sambel goreng ati, opor khas Ibu.....hiks
Terkadang,
jika sedang sendirian...sering teringat mereka...rasa kosong, kangen
dan ingin bertemu mereka lagi menusuk-nusuk batinku....
Bahkan jika tengah hujan besar dan angin kencang, kupandangi jendela...."Sedang apa ya mereka disana? kedinginankah??..."
pertanyaan bodoh yang tak perlu jawaban, hanya rasa yang menimbulkan isak ditangisku. Pilu...
kangeeen mereka...teramat sangat. Tapi, kembali harus kuatasi...karena kuatir menjadi ketidakikhlasanku pda kehendak_Nya...
Ya Allah...ampuni hamba...
ketiga orang tercinta itu adalah tempat curhat paling asyik...paling bijak...paling bisa memahami. Mamah, Bapak, dan Ibu...
Bisakah kita bertemu lagi??
Mudah2an syurga yang indah akan menjadi tempat pertemuan kita selanjutnya yaa....Amiin YRA
sbg
makhluk yg banyak berpendar dosa...saya hanya bisa berharap, Allah
mengampuni semua taubatan kami.dan...pertemukan kami nanti disana....
------------------------------------ sore2, saat otak tengah 'penuh' dan ingin berbagi---------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar